RSS

About


Masih Tentangku..

Sekian lama aku ga ngepost di blog ini, rasanya kaku dan kangen.
Well, masih ingin berbagi kisah tentang kehidupanku, menulis ceritaku yang setidaknya bisa menghiburku dikala aku merasa sepi.

Kawanku, aku ingin berkisah...
Hari ini kupelajari sesuatu setelah selesai membaca Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Kisah itu membuatku sadar, betapa kolonialisme telah menguras kita, ya Indonesia kita. Kawan zaman Hindia Belanda memang begitu kelam, bukan hanya kekayaan yang dirampas nyaris habis, harga diri, hak ditanah sendiri dan kebebasan telah ternggut semua. Moyang kita yang hidup zaman itu, bagaikan tak hidup di kehidupannya. Mereka terjajah, terpejarpun terjajah meneruskan ilmu.

tak berhenti sampai disitu, Indo turunan pribumi pun merasakan penjajahan itu, mereka terkekang pada lingkaran setan yang membuat mereka tak bisa memilih menjadi seperti yang mereka mau. Adalah Annelis tokoh gadis indo yang dikisahkan, terenggut kebebasannya karena statusnya yang Indo, terpaksa menuju belanda untuk memnuhi keputusan pengadilan amsterdam yang sangat tidak adil. Terpisah Ia dari ibunya yang bahkan oleh pengadilan itu tak diakui sebagi ibu. kejam bukan buatan kawan. ahh tulisanku terngaruh melayu sepertinya, hehe

Hatiku menjerit membacanya, menyumpah tidak akan pernah aku menaruh hormat atupun respect kepada mereka, Belanda. Sampai disini ya ulasannya, kalau mau lebih mantap baca sendiri, tapi buku itu udah langka banget lho, bayangin di perpus kampus aja udah ga ada, zzz. Di perpus kampus tinggal buku selanjutnya, karena novel tersebut merupakan tetralogi persembahan Indonesia untuk dunia kawan, penghargaan yang diraih buku itu luar biasa gilang-gemilang, tak mampu aku menyebutkan, hehe.

Well, baca buku itu emang sedikit mempengaruhi pikiranku yang seakan flasback ke zaman itu, abad 19 akhir. Padahal aku harus menyelesaikan tugas UAS-ku yang harus selesai jumat besok, how amazing! LOL.

Hmmm, jadi pengen curhat juga tentang rumah, sebenernya udah mulai merasa menerima akan semuanya, tapi sampai detik ini aku belum mampu menemukan seseorang untuk aku gelari sebagi sahabat. ya, sahabat aku merindukan sosok itu, entah sampai kapan penantianku ini, tapi aku yakin bisa menemukannya disini, mereka keluarga baruku, meski ada goresan dihati ini, aku menyayangi mereka, baik mencoba menyayangi tepatnya.

kawan, sungguh aku ini rapuh dibalik semua ketegaranku. Mungkin memang tak ada pedang yang akan mengunus kearahku membuatku mati secara badani, tapi entah ada saja pisau kecil yang entah bagaiman melukai hatiku. Kawan, yakin sepenuhnya perasaanku ini banyak dialami keluargaku yang lainnya, tapi aku tetap masih siaga sepenuhnya, tak ingin aku disakiti lagi. cukup harapanku tentang keluarga ini, akan aku arungi kesendirianku ditengah ramai kehidupan ini, aku berjanji takkan aku mau dilukai lagi. baiklah sepertinya apatis memang bukan sikapku, tapi aku juga lelah menghadapinya....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar